RSS

To Find Yourself Think For Yourself

JANGAN MANFAATKAN KEBAIKAN ORANG LAIN KEPADA KITA :)

Bunga Citra Lestari - Cinta Sejati



Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesucian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati
it's so sad :')

CUTE...
WOW....

Dua Pasang Mata


RESENSI NOVEL
“DUA PASANG MATA”




Judul               Dua Pasang Mata
Pengarang       : Alexandra Leirissa Yunadi
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : 2012
Tebal               : 274 Halaman








    SINOPSIS
Tujuh tahun yang lalu di Bandung, kecelakaan mobil terjadi. Gara-gara iseng memainkan setir mobil dan pedal gas, Ralphie Devorian Arras melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dia merenggut nyawa Viora, adik bungsunya, dan merampas penglihatan Theola Deviria Arras, adik tersayangnya. Sejak saat itu Theola membenci kakaknya. Dia menganggap Ralphie telah merampas tiga hal terpenting dalam hidupnya: sepasang mata untuk melihat keindahan dunia, seorang adik yang paling manis, dan kepercayaannya akan kasih sayang seorang kakak. Ralphie yang merasa sangat bersalah memutuskan pergi dari rumah dan tak pernah kembali lagi. Kini, Ralphie dan Theola bertemu kembali. Dalam keadaaan tidak saling mengenal. Karena Ralphie menyamar sebagai Rabel, berandalan yang selalu membuat onar. Sesaat Rabel bahagia dengan identitas barunya, sebab kini dia bisa melindungi Theola dan menebus kesalahannya. Tapi kebahagiaan itu ternyata tak berlangsung lama. Sebab Theola yang tak pernah tahu siapa Rabel sebenarnya mulai jatuh cinta kepada Rabel. Di hari ulang tahun mama Rabel dan Theola, Rabel bertemu dengan mamanya. Di sana ia meminta suatu permohonan yang tidak mungkin. Rabel ingin menyumbangkan matanya untuk Theola. Tetapi pikiran Rabel ini ditolak tegas oleh mamanya. Ketika hari itu sudah berlalu, Arizona, musuh terbesar Rabel datang menjemput Theola di rumahnya untuk pergi. Tiba-tiba Rabel datang dengan keadaan mabuk. Ia menarik Theola masuk ke mobil yang dibawanya. Di jalan, kejadian tujuh tahun itu terulang kembali. Kecelakaan mobil terjadi. Rabel tidak mengalami luka serius namun Theola harus dioperasi. Rabel yang merasa malu dan sangat bersalah untuk kali kedua, memutuskan untuk mengalahkan kematian. Ia menelan sepuluh butir obat tidur. Rabel pun meninggal karena overdosis. Tetapi sebelum meninggal, Rabel sempat menulis surat yang isinya ingin mendonorkan matanya kepada Theola apabila ia meninggal. Theola memutuskan menerima hadiah sepasang mata itu sebagai tanda sayang pada Rabel. Theola melakukan operasi dan berhasil. Ia dapat melihat kembali. Tetapi Theola sadar bahwa pemberian itu bukan hanya sepasang mata melainkan dua pasang mata. Sepasang mata untuk melihat indahnya dunia yang warna-warni dan sepasang mata lagi untuk mengizinkan hatinya kembali melihat dan mempercayai kebesaran kasih sayang seorang kakak yang mungkin ada di dunia ini.

    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NOVEL

1.      Kelebihan
Kelebihan dari novel ini adalah alur cerita novel dua pasang mata ini tidak mudah ditebak. Pembaca dituntut untuk pandai-pandai memahami jalan ceritanya agar pembaca tidak merasa bosan. Isi cerita novel ini berbeda dari novel lain yang kebanyakan menceritakan tentang kisah percintaan, tetapi novel ini menceritakan tentang kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Karakter tokoh pada novel ini tidak monoton. Novel ini memiliki daya imajinasi yang tinggi.
Dengan cepat theola terseret dalam imajinasi. Dalam dunia tanpa warna dan bentuk yang ada di pandangannya.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.138
2.      Kekurangan
Kelemahan novel ini adalah ide cerita sudah bagus, tetapi moral yang kurang pas. Setelah semua cara dilakukan untuk mendapatkan pengampunan, endingnya sang kakak bunuh diri dahulu baru mendapatkan maaf dari sang adik. Novel ini masih menggunakan kertas buram. Bahasanya masih tampak kaku. Dalam cerita juga menggunakan kata-kata yang kasar.
“Goblok! Malah bengong! Cepat kejaaarr!” pekik iren marah
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.151

    KRITIK
Ø  Pendekatan Objektif
·         Tema
Tema dalam novel ini adalah Pengorbanan dan kasih sayang. Novel ini bertema pengorbanan dan kasih sayang karena novel ini bercerita tentang seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya dan rela mengorbankan kebahagiaannya demi mendapatkan maaf dari sang adik. Dan juga rela memberikan sepasang matanya untuk sang adik.





·         Tokoh dan Penokohan
1.      Ralphie Devorian Arras (Rabel)
a)      Baik
Ralphie berlari naik ke panggung. Dia menatap Theola hangat dan penuh kasih. Tangannya kemudian terulur. Menyentuh bulir air mata Theola dengan sangat perlahan, berusaha mengeringkan alirannya yang tak kunjung usai sambil menghibur Theola dengan kalimat-kalimat indahnya
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.11
b)      Penyayang
“Iya, Theo… Jangan pernah kuatir. Jangan pernah takut. Ada aku. Aku akan selalu menjaga kamu…”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.11
c)      Nakal
Ralphie yang merasa kesal dan bosan, tiba-tiba mendapat sebuah ide di benaknya. Ia berpindah ke bangku pengemudi. Dengan wajah ceria, Ralphie menarik mundur tongkat persneling dan menginjak pedal gas. Mobil melaju kencang dan akhirnya menyerempet pohon tua di tepi jalan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.13
d)     Pemalak
Salah satu dari kedua cewek culun itu tergesa-gesa merogoh saku dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan. Tangannya gemetar tak keruan saat meletakkan uang itu di atas tangan Rabel.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.21
e)      Pengecut
Theola semakin mendekatinya. Rabel menjadi semakin kalut. Dan dalam keadaan terdesak itulah muncul ide di kepalanya begitu saja, entah dari mana. “Gini aja. Bilang gue temen main lo. Nama gue Rabel. Yang lainnya bisa kita obrolin setelah ini. Yang jelas… Jangan sekali-sekali elo bilang gue Ralphie, kakak kandungnya yang paling dia benci di dunia, yang udah merenggut penglihatan dan adiknya!”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.34


f)       Bodoh
“Gue gak naek kelas 2 tahun dan akhirnya gue di DO sama kepala sekolah,” tutur Rabel terus terang.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.75
g)      Rela Berkorban
Theola… telah kukalahkan kematian untukmu. Telah kulewati perampas keberanianmu itu. Dan kini kamu telah bebas. Jadi, kupersembahkan sepasang mataku untukmu. Agar kamu bisa tersenyum lagi.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.265
2.      Theola Deviria Arras (Theola)
a)      Periang
Theola tertawa mendengar celotehan kedua sahabatnya itu.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.19
b)      Mudah Bergaul
“Hai, Rabel. Senang banget masih ada yang pengin kenalan sama gue,” kata Theola sambil tersenyum lebar.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.36
c)      Penurut
Lalu Theola berbicara di telepon, dengan kalimat pertama berbunyi, “Halo, iya Mama…” dan diakhiri dengan, “Iya… theola pulang sekarang… Daah…”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.41
d)     Tidak Mudah Dipengaruhi
“Lagi pula…, gue juga nggak bego-bego amat. Gue tau banget, cewek kayak gue udah pasti bukan cewek yang bisa bikin cowok jungkir-balik naksir gue cuma dalam dua-tiga kali bertemu.”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.95
e)      Munafik
Bertemu dengan Ralphie? Merindukan Ralphie? Sunggukah keinginan itu tak pernah ada di dalam hatinya? Theola berharap dia bisa menjawab tidak. Nyatanya, dia sendiri tidak yakin dengan jawabannya. Karena, bukan satu-dua kali Theola tidur terlentang menghadap langit-langit kamarnya. Sambil berpikir, di mana kira-kira Ralphie berada? Apa yang dilakukannya sejak dia lari dari rumah? Di mana dia tinggal? Gimana cara dia bertahan hidup? Tetapi Theola langsung menepisnya jauh-jauh dan bersikap tak penah peduli di hadapan orang lain.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.107
3.      Marva
a)      Punk
Kembaran Adiel itu penampilannya sangat funky. Rambutnya di cat warnah merah cherry dan lebih panjang di sebelah kanan. Dagunya bertindik. Begitu pula alisnya. Sebentar-sebentar keluar gelembung permen karet dari mulutnya. Kelopak matanya diwarnai dengan eye shadow warna hitam.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.18
b)      Setia Kawan
Marva dan Adiel sahabar terbaik Theola. Walaupun selama ini tinggal berbeda kota, hubungan Theola dan si kembar itu tidak pernah renggang. Setiap Theola ke Jakarta, mereka selalu menyempatkan diri jalan bareng. Begitu pula jika Marva dan Adiel datang ke Bandung khusus untuk mengunjungi Theola. Intinya, persahabatan Marva, Adiel, dan Theola tak bisa dipisahkan jarak dan waktu.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.20
c)      Perhatian
“Rabel! Pokoknya, elo akan liat! Gue akan temuin cara buat ngubah elo! Gue janji!” pekik Marva pantang menyerah.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.24
d)     Keras Kepala
Tapi Marva rupanya cukup keras kepala. Dia tak terlihat gentar sedikit pun. Malahan, dia kini melipat tangannya dan mulai berceramah. “Nggak bisa, Bel… Itu namanya kita nipu Theola. Pokoknya gue gk mau ngebohongin Theola terus-terusan. Dia kan sahabat terbaik gue.”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.79
f)       Berani
Dan saat Rabel baru membelalakkan matanya untuk protes… Marva tiba-tiba telah melemparkan dirinya. Cewek itu memejamkan matanya dan… bibirnya langsung mengecup bibir Rabel.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.172
4.      Adiel
a)      Setia Kawan
Marva dan Adiel sahabar terbaik Theola. Walaupun selama ini tinggal berbeda kota, hubungan Theola dan si kembar itu tidak pernah renggang. Setiap Theola ke Jakarta, mereka selalu menyempatkan diri jalan bareng. Begitu pula jika Marva dan Adiel datang ke Bandung khusus untuk mengunjungi Theola. Intinya, persahabatan Marva, Adiel, dan Theola tak bisa dipisahkan jarak dan waktu.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.20
b)      Perhatian
“Tenang… Tenang… Gue akan jaga elo, Theo,” kata Adiel menenangkan, saat merasa Theola mempererat genggaman tangannya.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.56
5.      Arizona
a)      Baik
Tapi Arizona tidak menjawab. Dia berjalan ke arah Theola dan membantunya berdiri.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.64
b)      Suka menggombal
“Datang ke rumah cewek cantik, pasti harus rapi dong?” godanya sambil melirik Theola, berharap melihat pipi Theola sedikit merona, kalau perlu sampai merah padam
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.92
c)      Cerdas
Theola pun tak memungkiri kehebatan Arizona dalam mengambil hati orang. Orang tuanya yang biasa superprotektif dibuat tidak berdaya oleh Arizona.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.134
d)     Rela Berkorban
Tepat sebelum kesadaran Theola menghilang, tiba-tiba Arizona menabraknya. Arizona menghimpit Theola dan melindungi Theola dari pukulan bertubi-tubi itu. Lantas tak aneh, tak ada sakit yang Theola rasakan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.144
6.      Iren
a)      Cemburuan
“Itu dia orangnya, cewek ganjen yang mau ngerebut cowok orang!” seru Iren dengan suara lantang.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.59
b)      Jahat
“Udah, kerjain tuh cewek sampe sadar kalo dia jangan seenaknya aja ngerebut cowok gue,” bentak Iren pada kedua temannya.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.59
c)      Kejam
Iren baru menghentikan preman-premannya memukuli Arizona setelah melihat Arizona sudah babak belur tidak berdaya. Kemudian ia meninggalkan begitu saya kakak tirinya itu yang tergolek pingsan di pinggir jalan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.143

·         Latar
1.      Tempat
a)      Kafe
Suasana hiruk-pikuk menyergap Theola begitu kakinya menginjak bagian dalam kafe itu. Sekalipun tak bisa melihat bentuk, Theola tahu kafe itu cukup terang dan padat pengunjung.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.29
b)      Sekolah
Benar dugaan Theola, pensi sekolah adiel luar biasa ramai. Saat ditinggal adiel menonton konser itu theola berdiri disudut sekolah untuk menunggu adiel menemuinya lagi.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.56
c)      Gudang Sekolah
Sepertinya mereka berada di gudang sekolah, lagi-lagi Theola menyimpulkan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.60

d)     Rumah
Mama dan Papa theola tertawa kecil sebelum kemudian masuk ke dalam rumah. Meninggalkan theola dan Arizona dihalaman rumah.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.92
e)      Toko Buku
“Hei, Doraemon!!!” sapaan itu membuat Theola menghentikan langkahnya keluar dari took buku.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.98
f)       Gedung Teater
Sekitar tiga puluh menit kemudian, arizona menarik theola masuk keruangan ber-AC, theola bisa merasakan, tempat ini jelas bukan rumah tempat mereka bisa menyetel DVD. Tempat ini lebih mirip bioskop atau gedung pertunjukkan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.135
g)      Rumah Sakit
Sekalipun sebelah kakinya dipasang pen dan terangkat ke atas, serta tampak beberapa jahitan yang bahkan belum dilepas, Arizona sungguh tak mirip pasien yang membutuhkan perawatan intensif dirumah sakit saat ini.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.192

2.      Waktu
a)      Sore Hari
Arizona segera menyalami Mama dengan hangat. “sore, tante,” katanya sopan.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.91
b)      Malam Hari
“Mama ada-ada aja. Mau ngomong sama siapa Theo malam-malam begini?”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.114
c)      Pagi Hari
Pagi-pagi, Theola terbangun dengan kaget. Rasanya, dia tidur lebih lama dari biasanya.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.126



3.      Suasana
a)      Menegangkan
Mobil itu menerobos derasnya air hujan dengan gerakan oleng. Dibalik kemudi, Ralphie masih sempat merasa panik. Tapi belum juga dia sempat mencoba menghentikan mobil itu…. BRAAAKK! Mobil itu menyerempet pohon tua di tepi jalan. Sebelum akhirnya terguling, kemudian hampir seluruhnya masuk parit.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.14
b)      Menyenangkan
Memejamkan matanya dan mendengarkan sambil membayangkan apa yang kira-kira ada di benak Theola saat itu. Dan ketika Theola bertepuk tangan sambil berdiri di akhir cerita, Arizona yakin dia belum pernah merasa begitu bahagia seperti saat ini.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.140
c)      Mengharukan
Kuberikan apa yang masih bisa kuberikan padamu, kulakukan apa yang masih bisa kulakukan padamu, kematian ku kalahkan untukmu dan sepasang mata kuberikan padamu.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.265
d)     Romantis
Dalam hati Theola menyadari, tak akan pernah ada pemandangan yang lebih indah daripada sepasang mata Arizona yang menatap penuh cinta padanya.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.273

·         Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini menggunkan sudut pandang orang ketiga serba tau.

·         Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju, karena dalam novel ini dimulai dari perkenalan, timbul suatu masalah, puncak masalah, selanjutnya yaitu solusi dari masalah tersebut.

·         Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah dendam bukan hal yang baik untuk menyelesaikan masalah. karena dendam hanya membuat kita menyesal pada akhirnya. Dan jangan menyia-nyiakan kasih sayang seseorang yang tulus mereka berikan kepada kita , Karena belum tentu kita akan mendapat kasih sayang itu di lain kesempatan.

·         Pendekatan Psikologi
Pendekatan psikologi dalam novel ini terletak pada tokoh Theola yang memiliki tekanan batin semenjak ia mengalami kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan penglihatan.
“Sori. Elo… elo pasti kaget, ya? Elo pasti nggak pernah tau orang lain yang punya penyakit kayak gue, ya?”
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.120
·         Pendekatan Pragmatis
Pendekatan Pragmatis [ada novel ini yaitu terletak pada tokoh Theola yang mampu mendeskripsikan dan menghafal setiap baju yang ia punya meskipun tidak dapat melihat, hanya mengandalkan imajinasinya.
Di semua label baju Theola telah terjahit potongan kain beragam jenis dengan permukaan berbeda yang telah Theola hafalkan. Jadi Theola dapat mendeskripsikan setiap baju yang dipakainya dengan baik.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.133
·         Pendekatan Mimesis
Pendekatan Mimesis pada novel ini yaitu terletak pada tokoh Theola yang selalu bersyukur pada keadaanya dan tidak putus asa akan keadaannya. Belajar menerima kekurangannya dengan cara menggunakan imajinasi yang ia miliki untuk mendeskripsikan sesuatu di kehidupan sehari-hari.
Dengan cepat Theola terlarut. Dengan cepat Theola terseret dalam imajinasi. Dalm dunia tanpa warna dan bentuk yang ada di pandangannya , Theola samar-samar mulai melihat beragam gambar bergerak cepat, kisah film AADC dalam versi fantasinya sendiri.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.138
·         Pendekatan Moral
Pendekatan moral pada novel ini yaitu terletak pada tokoh Rabel yang perilakunya tidak baik dan sudah menyalahi aturan di kehidupan, dengan cara bunuh diri.
Tangan Rabel merobek tutup botol bening air mineral. Kemudian meraih botol biru terang dan menuangkan puluhan butiran putih ketangannya. Lalu tanpa sedikitpun keraguan, Rabel memasukkan semua butiran putih itu kemulutnya. Dan menenggak sebotol air mineral itu hingga habis.
Leirissa,Alexandra.,2012,hlm.250

      TANGGAPAN TERHADAP NOVEL
Novel genre Teenlit berjudul “Dua Pasang Mata” karya Alexandra Leirissa Yunadi merupakan suatu novel yang patut diacungi jempol. Banyak hal-hal yang menarik dalam cerita novel ini. Karakter tokohnya juga tidak monoton. Bahasanya bahasa anak muda. Cerita dalam novel ini saling berkaitan dan membuat pembacanya menjadi penasaran dengan akhir ceritanya. Sangat bagus, menyentuh, dan berkesan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Namun sayang kelemahannya cuma satu dimana bahasanya masih terkesan agak kaku meskipun sudah bahasa anak muda.